Membaca Bersama: Pererat Hubungan Ibu dan Anak

“Reading gives us someplace to go when we have to stay where we are” ~ Mason Cooley

Setelah sekian lama menunda kunjungan ke Perpustakaan Umum wilayah Surabaya yang berada dekat dengan rumah, hari Minggu kemarin saya bersama Bintang, putra saya yang berusia 5 tahun akhirnya berhasil menikmati waktu disana. Karena sedang menyukai dinosaurus dan sistem tata surya luar angkasa, maka kami mengambil semua buku tentang kedua hal tersebut. Sayangnya, hanya diperbolehkan meminjam 2 buku saja, dengan masa pinjaman maksimal 1 minggu.

Sejak usia 1 tahun saya telah menjadikan kegiatan baca buku sebagai aktivitas pengantar tidur Bintang. Seiring waktu, ketertarikan dengan buku semakin besar, terutama dengan buku yang banyak gambar dan warna cerah. Menurut beberapa peneliti tumbuh kembang anak, melalui aktivitas membaca buku, anak-anak bisa membayangkan apa yang terjadi di buku tersebut. Proses “membayangkan” inilah yang secara tidak langsung mengajarkan anak untuk berimajinasi. Anak-anak yang terbiasa memiliki imajinasi, nantinya akan memiliki kreativitas lebih baik dibandingkan anak-anak lain yang hanya menikmati hiburan satu-arah seperti televisi dan gadget.

Dengan kreativitas yang sudah dibina sejak usia dini, tentu saja akan banyak memberikan manfaat bagi anak-anak selama masa pertumbuhan hingga dewasa. Saat ini Bintang duduk di bangku TK besar, dan terpilih menjadi ketua kelas. Selain prestasi akademik seperti calistung (baca-tulis-hitung) yang diatas rata-rata, Bintang juga senang sekali mengikuti pelajaran dongeng. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa anak-anak yang dibiasakan gemar membaca sejak dini, akan lebih mengerti berbagai macam kata. Dengan demikian, mereka akan lebih mudah memahami apa yang dibicarakan oleh guru dan orang sekitarnya.

Dengan kemampuan pemahaman bahasa yang baik tersebut, prestasi di sekolah akan ikut meningkat. Dalam usia yang masih serba menyerap dari sekitar, kekayaan pemahaman akan kata juga mendukung anak untuk bersosialisasi dengan teman-teman. Begitu juga dengan buku bacaan yang menceritakan kisah teladan positif, dapat mengenalkan karakter yang baik sedini mungkin. Misalnya, anak yang pemalu, dibiasakan mendengar cerita tentang asyiknya persahabatan dan menerima perbedaan.

Banyak sekali manfaat dari kegiatan membaca, terutama jika dilakukan sejak anak-anak masih usia dini. Salah satunya adalah mempererat hubungan ibu dan anak. Sebagai ibu yang juga karyawati, prinsip quality over quantity selalu saya pegang erat dan aktivitas membaca menjadi salah satu cara saya untuk menciptakan aktivitas bonding dengan Bintang. Dan sekarang ketika sekolah TK mulai memberikan pelajaran membaca, Bintang bisa mengikuti dengan baik karena telah mengenal huruf maupun kata-kata sejak usia dini.

Ditengah kondisi masyarakat saat ini yang konsumtif, kemajuan teknologi dan tayangan televisi yang tidak ramah bagi anak-anak, orang tua harus ekstra waspada dalam membangun kebiasaan anak. Mari kita persiapkan anak-anak sebaik mungkin agar mereka bisa melindungi diri sendiri dari segala hal negatif dan menjadi generasi yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Salah satunya, dengan meluangkan waktu untuk membaca bersama anak, dan memupuk kebiasaan cinta membaca sejak dini.

***

Febriani Pratiwi
Penulis adalah blogger, penikmat musik, dan Krucil Buki.

Leave a comment